Liputan6.com, Jakarta: Harga minyak mentah pada perdagangan Jumat (23/9) tercatat turun kembali. Tren negatif terus terbentuk akibat buruknya prospek ekonomi global. Minyak mentah kian merosot setelah bursa-bursa saham global pada hari ini melemah. Terlebih, disaat yang bersamaan tidak ada sentimen positif yang dapat mendorong naik harga minyak. Pergerakan harga minyak juga terbentur oleh mulai kembali giatnya Libia mengekspor minyak mentah yang berpotensi menambah jumlah pasokan minyak global untuk saat ini. Mereka dari Anda tidak akrab dengan yang terakhir pada
bejubel market place terbaik indonesia sekarang memiliki setidaknya pemahaman dasar. Tapi ada lagi yang akan datang.
Minyak mentah berjangka melemah US$ 2,9 menjadi US$ 78,47 per barel dengan level support US$ 78,34 per barel dan level resistant US$ 81,6 per barel. Analisa dari Divisi Vibiz Research di Vibiz Consulting memprediksi harga minyak masih berpeluang turun kembali pada hari ini. Minimnya sentimen dan juga negatifnya ekspektasi terhadap pertemuan G20 akan menjadi faktor utama.(www.vibiznews.com/BOG)
Minyak mentah berjangka melemah US$ 2,9 menjadi US$ 78,47 per barel dengan level support US$ 78,34 per barel dan level resistant US$ 81,6 per barel. Analisa dari Divisi Vibiz Research di Vibiz Consulting memprediksi harga minyak masih berpeluang turun kembali pada hari ini. Minimnya sentimen dan juga negatifnya ekspektasi terhadap pertemuan G20 akan menjadi faktor utama.(www.vibiznews.com/BOG)
No comments:
Post a Comment