Pada 20 November 2009, kami serombongan (empat orang) pergi ke Kuala Lumpur dengan Air Asia dan kembali ke Jakarta pada 23 November 2009 dengan maskapai yang sama. Ada dua kasus yang memerlukan jawaban jelas dan pasti dari manajemen Air Asia agar kami tetap percaya pada Air Asia. Kasus tersebut sebagai berikut.
1. Saat pulang dari Kuala Lumpur, anggota rombongan kami, yakni Ramayani, kehilangan tasnya dan sampai sekarang belum ditemukan oleh kru Air Asia. Saat itu, kami naik Air Asia dari LCC Terminal Kuala Lumpur, pukul 16.55, dengan nomor penerbangan QZ7693. Saat itu, Ramayani membawa dua tas merah merek Elle (satu besar dan satu kecil). Keduanya dimasukkan ke bagasi. Sampai di Bandara Cengkareng Jakarta, hanya tas besar yang ada dan tas kecilnya (berisi dokumen-dokumen penting) tidak ditemukan di bagasi.
Ketika kami cek ke tiket bagasi, ternyata hanya tas besar yang tercatat pada tiket bagasi. Padahal, semua anggota rombongan melihat bahwa saat
check in di LCCT Kuala Lumpur, sekitar pukul 15.30, kedua tas tersebut dimasukkan ke bagasi: tas kecil berada di atas tas besar. Tampaknya, ada keteledoran dari petugas
check in di LCCT karena hanya mencatat satu tas pada tiket bagasi sehingga tas kecilnya raib tanpa ada yang bertanggung jawab.
Most of this information comes straight from the tech pros. Careful reading to the end virtually guarantees that you'll know what they know.
Kami sudah melaporkan kehilangan tersebut pada petugas Air Asia di Bandara Cengkareng. Saat itu, yang menerima laporan kami adalah staf Air Asia bernama Erwin Hidayatullah Lubis. Erwin pula yang menandatangani lembar laporan kehilangan dan dia berjanji akan menelpon kami jika tas tersebut ditemukan. Dia hanya menelepon sekali dan tas tersebut belum ditemukan. Sampai surat pembaca ini dibuat, tidak pernah ditelepon lagi. Melalui surat pembaca ini, kami meminta Air Asia agar benar-benar mencari tas tersebut. Di dekat tempat
check in , ada kamera CCTV sehingga kami yakin keberadaan tas tersebut dapat dilacak dan ditemukan.
2. Saat kami membeli tiket secara
online , kami sudah membayar
airport tax dan sudah tercantum pada
billing tagihan ke kartu kredit. Anehnya, saat check indi Bandara Cengkareng (saat berangkat) kami diminta membayar
airport tax lagi masing-masing Rp 150.000 sehingga total untuk empat orang harus membayar
airport tax lagi sebesar Rp 600.000,00. Mohon penjelasan dari Manajemen Air Asia. Apakah kami memang harus membayar
airport tax dua kali, yakni saat membeli tiket dan saat
check in ? Rasanya, kok, aneh.
Demikian surat pembaca ini kami buat dengan sesungguhnya karena kami tidak sabar lagi menunggu penyelesaian soal tas merah Ramayani yang hilang itu. Sebab, sudah hampir sebulan belum ada laporan yang melegakan. Semoga menjadi perhatian adanya.
Jakarta, 15 Desember 2009
Ahmadun YH
(koord rombongan)
Jl Warung Buncit 37
Jakarta Selatan
(-)