Tuesday, December 29, 2009

FUNGSI IBU, Mari Kembalikan

In today's world, it seems that almost any topic is open for debate. While I was gathering facts for this article, I was quite surprised to find some of the issues I thought were settled are actually still being openly discussed.

Baru saja kita merayakan hari ibu. Ibu adalah sosok mulia. Ibu adalah pembentuk generasi muda yang tangguh. Bahkan, surga ada di telapak kaki ibu.

Ibu yang seperti apakah yang akan mengantarkan anaknya masuk surga? Apakah ibu yang seharian bekerja dan menyerahkan pengasuhan anaknya kepada pembantu (baby sitter)? Apakah ibu yang mengasuh anaknya sendiri dengan penuh kasih sayang dan kesabaran?

How can you put a limit on learning more? The next section may contain that one little bit of wisdom that changes everything.

Dalam Islam, ibu adalah ummun wa robbatul bait (ibu dan pengatur rumah tangga) yang melahirkan generasi cerdas, takwa, dan keluarga.

Mari, kita kembalikan fungsi ibu yang sesungguhnya, yaitu pembentuk generasi muda, bukan pencari nafkah. Tugas mencari nafkah adalah tugas ayah (suami). Jika ayahnya tidak ada, kewajiban itu berpindah pada walinya dari pihak ayah (kakek, paman). Namun, jika walinya tidak mampu, itu merupakan kewajiban negara. Negara berkewajiban menanggung nafkah anak yatim dan fakir miskin.

Dengan demikan, seorang ibu tidak terbebani dengan kewajiban mencari nafkah (bekerja).

Bekerja bagi seorang wanita bukan sebuah kewajiban, namun hanya pilihan. Sedangkan, merawat anak merupakan kewajiban seorang wanita.

Tini Resnawati, STP

Lodaya, Bogor Tengah

(-)
Don't limit yourself by refusing to learn the details about tech. The more you know, the easier it will be to focus on what's important.

No comments:

Post a Comment