Friday, December 18, 2009

Air Asia Kurang Bertanggung Jawab

You should be able to find several indispensable facts about tech in the following paragraphs. If there's at least one fact you didn't know before, imagine the difference it might make.

Pada 20 November 2009, kami serombongan (empat orang) pergi ke Kuala Lumpur dengan Air Asia dan kembali ke Jakarta pada 23 November 2009 dengan maskapai yang sama. Ada dua kasus yang memerlukan jawaban jelas dan pasti dari manajemen Air Asia agar kami tetap percaya pada Air Asia. Kasus tersebut sebagai berikut.

1. Saat pulang dari Kuala Lumpur, anggota rombongan kami, yakni Ramayani, kehilangan tasnya dan sampai sekarang belum ditemukan oleh kru Air Asia. Saat itu, kami naik Air Asia dari LCC Terminal Kuala Lumpur, pukul 16.55, dengan nomor penerbangan QZ7693. Saat itu, Ramayani membawa dua tas merah merek Elle (satu besar dan satu kecil). Keduanya dimasukkan ke bagasi. Sampai di Bandara Cengkareng Jakarta, hanya tas besar yang ada dan tas kecilnya (berisi dokumen-dokumen penting) tidak ditemukan di bagasi.

Ketika kami cek ke tiket bagasi, ternyata hanya tas besar yang tercatat pada tiket bagasi. Padahal, semua anggota rombongan melihat bahwa saat check in di LCCT Kuala Lumpur, sekitar pukul 15.30, kedua tas tersebut dimasukkan ke bagasi: tas kecil berada di atas tas besar. Tampaknya, ada keteledoran dari petugas  check in di LCCT karena hanya mencatat satu tas pada tiket bagasi sehingga tas kecilnya raib tanpa ada yang bertanggung jawab.

Most of this information comes straight from the tech pros. Careful reading to the end virtually guarantees that you'll know what they know.

Kami sudah melaporkan kehilangan tersebut pada petugas Air Asia di Bandara Cengkareng. Saat itu, yang menerima laporan kami adalah staf Air Asia bernama Erwin Hidayatullah Lubis. Erwin pula yang menandatangani lembar laporan kehilangan dan dia berjanji akan menelpon kami jika tas tersebut ditemukan. Dia hanya menelepon sekali dan tas tersebut belum ditemukan. Sampai surat pembaca ini dibuat, tidak pernah ditelepon lagi. Melalui surat pembaca ini, kami meminta Air Asia agar benar-benar mencari tas tersebut. Di dekat tempat  check in , ada kamera CCTV sehingga kami yakin keberadaan tas tersebut dapat dilacak dan ditemukan.

2. Saat kami membeli tiket secara  online , kami sudah membayar  airport tax dan sudah tercantum pada  billing tagihan ke kartu kredit. Anehnya, saat  check indi Bandara Cengkareng (saat berangkat) kami diminta membayar  airport tax lagi masing-masing Rp 150.000 sehingga total untuk empat orang harus membayar  airport tax lagi sebesar Rp 600.000,00. Mohon penjelasan dari Manajemen Air Asia. Apakah kami memang harus membayar  airport tax dua kali, yakni saat membeli tiket dan saat  check in ? Rasanya, kok, aneh.

Demikian surat pembaca ini kami buat dengan sesungguhnya karena kami tidak sabar lagi menunggu penyelesaian soal tas merah Ramayani yang hilang itu. Sebab, sudah hampir sebulan belum ada laporan yang melegakan. Semoga menjadi perhatian adanya.

Jakarta, 15 Desember 2009

Ahmadun YH
(koord rombongan)
Jl Warung Buncit 37
Jakarta Selatan

(-)
Now might be a good time to write down the main points covered above. The act of putting it down on paper will help you remember what's important about tech.

No comments:

Post a Comment